Ad Code

Responsive Advertisement

Pengolahan Kulit Pisang menjadi Selai Kulit Pisang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari asia tenggara, brazil, dan india. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat indonesia, karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.

bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kulit pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba mengungkapkan tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Buah ini mengandung vitamin c, vitamin a, sejumlah serat dan berbagai mineral yang penting untuk tubuh. Bahkan buah pisang cocok untuk segala usia dari bayi sampai orang tua. Itu karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis. Siapa sangka, kulit buah pisang ternyata dapat dimanfaatkan. Kandungan gizi kulit pisang masih cukup tinggi.

di sebagian kota, khususnya di situbondo kulit pisang di buang begitu saja, di anggap sebagai barang yang tak berguna. Padahal kulit pisang  anggap mengandung gizi yang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Buah ini mengandung vitamin c, vitamin a, sejumlah serat yang dapat digunakan untuk bahan pembuat selai kulit pisang yang tak kalah rasanya dengan selai dari buah – buah yang lain.

maka dari itu penulis sangat mengharapkan dengan adanya hasil karya ini, dapat memberikan motivasi lebih untuk masyarakat agar memanfaatkan kulit pisang, dan tidak membuang sembarangan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini meliputi:
1. Apa saja manfaat kulit pisang?
2. Bagaimana cara pemanfaatan kulit pisang dalam pembuatan selai kulit pisang?
3. Bagaimana minat masyarakatr terhadap selai kulit pisang?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Mengetahui manfaat kulit pisang.
2. Mengetahui cara pemanfaat kulit pisang dalam pembuatan selai kulit pisang.
3. Mengetahui minat masyarakat terhadap selai kulit pisang.

1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

A. Manfaat bagi Penulis
1. Penulis dapat mengetahui manfaat dari kulit pisang

2. Penulis dapat terpacu untuk membuat selai kulit pisang.

B. Manfaat bagi Masyarakat
1. Masyarakat dapat mengetahui manfaat kulit pisang
2. Masyarakat memiliki pilihan sumber gizi alternatif yang murah dan bermanfaat

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mengenal Tanaman Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan di asia tenggara (termasuk indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke afrika (madagaskar), amerika selatan dan tengah. Di jawa barat, pisang disebut dengan cau, di jawa tengah dan jawa timur dinamakan gedang. Pisang merupakan tanaman asli daerah asia tenggara termasuk indonesia. Tanaman pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan sejak sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter kaisar romawi octavianus augustus yang bernama antonius musa. Pada zaman octavianus augustus, antonius musa selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar.

Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. Akar pisang tidak tahan kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari pertumbuhan pisang menjadi lambat. Tiupan angin yang terlalu kencang kurang baik terhadap tanaman pisang karena dapat menyebabkan helai daun sobek.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pisang merupakan tanaman asli asia tenggara yang banyak ditemukan di daerah tropis beriklim basah dan dapat tumbuh baik di daratan tinggi dan rendah.

Di daerah-daerah yang beriklim kering antara 4-5 bulan, tanaman pisang masih tumbuh produktif bila ketersediaan air tanah memadai, yaitu pada kedalaman antara 50 cm-200 cm dari permukaan tanah. Sebaliknya daerah-daerah yang beriklim basah dan air tanahnya dangkal (berlebihan) perlu pengelolaan drainase yang baik, antara lain dengan mengatur saluran pemasukan dan pembuangan air. Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sehingga pertumbuhannya secara optimal membutuhkan lapisan tanah atas (top soil) yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Hampir setiap jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk budidaya pisang. Tanah yang paling baik adalah tanah yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan lapisan olah (solum) sedalam 1 meter.

Di indonesia tanaman pisang ini sebagai tanaman pelindung dan sela, baik di pekarangan, sekitar rumah, di perkebunan maupun di sawah-sawah dan lain-lainnya. Tanaman pisang ini tidak dapat dijadikan sebagai tanaman penahan erosi. Susunan tanaman pisang (morpologi) terdiri atas bagian-bagian utama: akar, batang, daun, bunga dan buah. Pertumbuhan akar pada buah umumnya berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan kearah dalam. Batang pisang dibedakan atas dua macam yaitu batang asli yang disebut bonggol (corm) dan batang semu. Bonggol terletak di bawah permukaan tanah sedangkan batang semu tersusun dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh di atas permukaan tanah.

Bentuk daun pisang pada umumnya panjang lonjong dengan lebar tidak sama, bagian ujung daun tumpul dan tepinya rata. Bunga pisang atau disebut jantung keluar dari ujung batang. Susunan bunga terdiri atas daun-daun pelindung yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada setiap ketiak diantara daun pelindung membentuk sisir.2 ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10 cm-18 cm dengan diameter sekitar 2,5 cm-4, cm. Buah pisang yang ujungnya runcing atau membentuk leher botol, sedangkan daging buah (mesocarpa) tebal dan lunak. 4

Setelah pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4 bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain. Banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung daripada letak sisirnya.

2.2 Klasifikasi Pisang

klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:

Divisi       : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae                                                            
Kelas        : Monocotyledonae
Keluarga   : Musaceae
Genus       : Musa
Spesies     : Musa spp.4
Gambar 2.1 Pisang

1) pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu m. Paradisiaca var sapientum, m. Nana atau disebut juga m. Cavendishii, m. Sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2) pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu m. Paradisiaca forma typicaatau disebut juga m. Paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) pisang berbiji yaitu m. Brachycarpa yang di indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.

2.3 Jenis-jenis Pisang
pisang banyak sekali jenisnya tidak berbeda dengan pohon buah-buahan yang lain. Pada zaman dahulu perkebunan pisang, hanya menanam jenis pisang ambon, badak dan pisang raja untuk kualitas ekspor. Akhir-akhir ini pisang susu, pisang tanduk dan lain-lain telah mendapat perhatian dari para konsumen, karena mempunyai nilai gizi yang tinggi.

2.3 Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama ini keberadaannya terabaikan.

Tabel 2.2 komposisi zat gizi kulit pisang
Unsur
Jumlah
Air (%)
68,90
Karbohidrat (%)
18,50
Lemak (%)
2,11
Protein (%)
0,32
Kalsium (mg/100 gr)
715
Fosfor (mg/100 gr)
117
Besi (mg/100 gr)
166
Vitamin b (mg/100 gr)
0,12
Vitamin c (mg/100 gr)
17,5
Sumber : munadjin (1988:63) 
2.4 Kandungan Gizi Kulit Pisang

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin c, b, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama.

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan h2o. Di dalam tubuh, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Klasifikasi karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan:

1. Available carbohydrate (karbohidrat yang tersedia). Yaitu karbohidrat yang dapat dicerna, diserap serta dimetabolisme sebagai energi.

2. Unvailable carbohydrate (karbohidrat yang tidak tersedia). Yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolis oleh enzim-enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat diabsorpsi.

klasifikasi karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah molekulnya:

1. Monosakarida, seperti heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa, arabinosa, xylosa.
2. Disakarida, seperti sukrosa, maltosa, laktosa.
3. Polisakarida, seperti amilum, dekstrin, glikogen, selulosa.

2.5 Manfaat Kulit Pisang
Kulit pisang yang memiliki kandungan karbohidrat yang cukup besar memiliki manfaat. Fungsi karbohidrat ialah:
1. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
2. Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
A. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.

B. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama bila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya.

C. Sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (kep) tidak dapat dihindari lagi.
D. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah.
E. Terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
F. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
G. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.

Karbohidrat atau hidrat arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Di samping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.

Amilum (pati) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6). Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Amilopektin dapat memiliki jumlah molekul glukosa mulai dari ratusan sampai puluhan ribu.sementara amilosa rata-rata terdiri dari 1000 molekul glukosa.

Amilum adalah jenis polisakarida (karbohidrat komplek). Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa.

Glukosa (c6h12o6, berat molekul 180.18) adalah heksosa-monosakarida yang mengandung enam atom karbon.). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus ch2oh. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0,0026% pada ph 7. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida.

Glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

2.6 Potensi Kulit Pisang sebagai Sumber Gizi Manusia
Tentunya dari pembahasan pada subbab dan bab-bab sebelumnya, sangat besar potensi kulit pisang ini sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi limbah rumah tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang dipaparkan pada subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai melirik manfaat kulit pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi kulit pisang dapat diolah dengan berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya dibandingkan hasil olahan pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi tubuh kita, lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang tersebut. Juga menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura terbesar di indonesia adalah pisang, tentunya sangat murah bagi kita untuk mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi sebagai sumber gizi yang hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk manusia sangat besar.

2.7 Pengertian Selai
Selai atau selei (bahasa inggris: jam, bahasa perancis: confiture) adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.

Selai yang di dalamnya masih ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran disebut preserve atau conserves, sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah genus citrus disebut marmalade.

pektin yang dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pektin atau asam agar selai bisa menjadi kental.

Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan selai, misalnya: strawberry, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri.di indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti: nanas, srikaya, &  jambu biji.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Rancangan Penelitian
Kulit pisang yang kami gunakan, kami peroleh di desa olean kabupaten situbondo tepatnya pada penjual gorengan.

3.2 Obyek Penelitian
Kulit pisang yang memiliki banyak serat yang kami gunakan sebagai bahan utama.agar memperoleh hasil yang baik serta banyak.

3.3 Instrumen Penelitian
Adapun  alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan selai kulit pisang sebagai berikut yang cara pembuatannya :
 
Bahan yang Digunakan:
- 1 sisir pisang
(usahakan yang memiliki kulit tebal seperti pisang raja)
- 1/2 kg gula pasir
- Air Bersih Secukupnya
- Garam Secukupnya

Alat :
- Panci           
- Gelas
- Blender
- Sendok Kerok
- Spatula

3.4 Pengumpulan Data

1. Waktu dan Tempat Penelitian
Kulit pisang yang digunakan diperoleh dari penjual pisang goreng di desa olean sedangkan untuk pembuatan selai pisang dilakukan di lakukan di rumah penulis, di desa pasir-putih pada tanggal 27 oktober 2011.

2. Prosedur Kerja

- Studi Literatur dan Observasi
Dalam studi literatur kami mencari informasi dari buku, internet, konsultasi dengan pembina opsi dan beberapa guru sman 2 situbondo. Sedangkan untuk kulit pisang sendiri, kami lakukan observasi terlebih dahulu ke beberapa daerah yang terdapat penjual pisang goreng. Kami pilih kulit pisang yang banyak mengandung serat dan berkualitas baik untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.

- Eksperimen
Utntuk tahap eksperimen ini atau pembuatan selai kulit pisang kami melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

A. Siapkan kulit pisang 2 Sisir yang banyak mengandung serat.
B. Kerok bagian dalam kulit pisang yang masih terlihat putih .
B. Haluskan hasil kerokan di tambah air mineral secukupnya.
C. Tambahkan ½ kg gula dan sedikit asam sitrat.
D. Masak adonan yang sudah di haluskan sampai kental dan warnanya kecoklatan.

- Study Pasar
Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap selai kulit pisang, kami melakukan uji organoleptik dengan membagikan angket uji organoleptik yang kita pilih yaitu siswa-siswi sman 2 situbondo kelas xi ipa 4 sebanyak 28 orang.

3. Analisis Data
Dari hasil uji organoleptik yang meliputi uji rasa, warna dan kekentalan, selanjutnya di analisis dengan perhitungan sebagai berikut :

Presentase minat = x 100%
Dengan : A = Jumlah yang merespon
                B = Total responden

BAB IV
PEMBAHASAN

A.Pembuatan Selai Kulit Pisang
Kulit pisang ini kami buat di desa pasir-putih, situbondo. Pada pembuatan selai ini, pertama kami memilih kulit pisang yang masih segar dan tebal agar hasil yang kita peroleh baik. Kami menggunakan kulit pisang raja yang didapatkan dari penjual pisang goreng di daerah olean. Selanjutnya kami mengerok dan menghaluskan kulit pisang tersebut dan menambahkan gula dan sedikit asam sitrat. Penambahan asam sitrat bertujuan untuk member rasa asam dan sekaligus berfungsi sebagai pengawet yang baik dan alami. Setelah itu kami memasak kulit pisang hingga kekentalan maksimal dan warnanya terlihat kecoklatan.

B. Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap suatu produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu suatu produk yang bertujuan untuk memberikan mutu yang terbaik.

Uji organoleptik digolongkan menjadi:

• Psikofisik: uji perbedaan

• Psikometrik: uji kegemaran, uji penilaian dengan angka, uji ahli penguji rasa

• Deskripsi denomena: uji profil rasa

Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah:

• Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang

• Ada panelis sebagai pemroses respon

• Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan, tanpa penalaran, imaginasi, asosiasi, ilusi, atau meniru orang lain.

Dalam hal ini uji organoleptik produk kami digolongkan psikometrik dan deskripsi denomena yaitu meliputi rasa(enak/tidak), warna dan kekentalan.

Hasil data:
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Organoleptik Selai Kulit Pisang


OPSI
Ya
Tidak
Manis (enak)
28 Orang
0 orang
Menarik (warna)
24 orang
4 orang
Kekentalan
28 orang
0 orang

C.    Analisis Data dan Pembahasan

Tabel 4.2 Presentase Hasil Uji Organoleptik Selai Kulit Pisang
OPSI
Ya
Tidak
Manis (enak)
100%
0%
Menarik (warna)
85,7%
14,3%
Kekentalan
100%
0%

Dari hasil pengambilan data melalui uji organoleptik, dapat dihitung persentase

Minat masarakat terhadap selai kulit pisang. Responden yang kami ambil berjumlah 28 siswa.

• Manis (enak)

* Dari 28 responden, yang menjawab “ya” adalah 28 responden, yaitu
x 100% = 100%

• Menarik (warna)

* Dari 28 responden, yang menjawab “ya” adalah 24 responden, yaitu
x 100% = 85,7%

• Kekentalan

* Dari 28 responden, yang menjawab “ya” adalah 28 responden, yaitu
x 100% = 100%

D.Pembahasan
Dari hasil uji organoleptik selai kulit pisang, responden yang menyatakan enak  sebanyak 28 orang atau 100% dari total responden.  Fakta ini menunjukkan bahwa selai yang kami buat disukai semua responden. Untuk tampilan selai, sebanyak 24 orang atau 85,7% menyatakan tampilan selai menarik, sedangkan sisanya menyatakan tampilan selai tidak menarik. Untuk uji kekentalan sebanyak 28 responden mengatakan kental atau 100% dari total responden. Dari 3 uji organoleptik yang dilakukan dapat ditarik benang merah bahwa selai yang kami buat telah memenuhi standart pasar.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan jika kulit pisang benar-benar dapat dijadikan alternatif gizi yang juga tepat bagi manusia. Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan tidak kalah dengan kandungan gizi yang dimiliki buah pisang. Selain itu, kulit pisang dapat diolah menjadi aneka macam masakan yang menarik, dan lezat. Serta dapat dijadikan camilan bergizi diwaktu luang. Serta menurut para responden yang sudah merasakan rasa olahan kulit pisang, seperti selai, rasa, tekstur, warna tidak kalah menarik dengan jenis selai lainnya.

5.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam kesempatan ini akan diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi perhatian khusus bagi para pembaca sebagai berikut:

1. Upaya pengolahan limbah kulit pisang menjadi makanan diharapkan tetap dikerahkan dalam kehidupan selanjutnya, oleh pelajar, atau masyarakat indonesia.

2. Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi keripik dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.

3. Pelajar, khususnya kelas xi ipa sman 2 situbondo diharapkan mampu membangkitkan kreatifitas dan minat dalam melakukan berbagai penelitian maupun eksperimen pembuatan produk makanan yang mempunyai nilai jual kepada masyarakat.

4. Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma, malah menjadi limbah yang mengganggu.

5. Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun sebenarnya sangat bermanfaat.

Daftar Pustaka

Online buku. Selasa, 10 maret 2011,18.30 wib. Pemanfaatan limbah dari rukmana, rahmat. 2001. Aneka olahan limbah. Yogyakarta: kanisiunus.

Tanaman pisang, http://onlinebuku.com/2009/01/29/pemanfaatan-limbah-dari-tanaman-pisang/.

Wikipedia. Jum’at, 04 maret 2011, 13:32 wib. Pisang. Http://id.wikipedia.org/wiki/pisang.

Wikipedia. Selasa, 10 maret 2011,18.30 wib. Selai. Http://id.wikipedia.org/wiki/selai

Sumber : http://deybicintabelanda.blogspot.com/2011/11/makalah-opsi-2011.html

Post a Comment

2 Comments

Close Menu