Diversitas Genetic Dan Adaptasi Tanaman Serta Pusat Penyebaran Tanam Cengkeh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

     Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
     Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
     Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya.
     Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

B.  rumusan masalah
1. apa yang dimaksud dengan Diversitas genetic,
2. diversitas Genetik pada tanamn cengekeh
3. adaptasi tanaman
2. Puast penyebaran tanaman
C. Tujuan
1. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud  
    dengan  Diversitas genetic, adaptasi tanaman, Pusat penyebaran tanaman.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komoditi Cengkeh

     Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

     Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.Pohon cengkih merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkih akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.Cengkih dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkih digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkih juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkih digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per tanaman.

     Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.

     Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

     Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
Kandungan bahan aktif dalam bunga dan buah cengkih

     Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkih dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkih; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.

B. Diversitas Genetic Pada Tanaman Cengkeh

Diversitas genetik merupakan sumber informasi penting dalam bidang pemuliaan tanaman. Informasi diversitas genetik diperlukan para pemulia untuk mengembangkan tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu diversitas genetik juga diperlukan untuk mempertahankan produksi pada tanaman dan perakitan tanaman tahan cekaman biotik dan abiotik. Peningkatan diversitas genetik merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dapat meningkatkan kesempatan untuk pengembangan spesies lebih lanjut. Faktor seperti urbanisasi dan pergantian pertanian tradisional dengan metode industri modern dapat  mengurangi diversitas biologi. Hal ini juga berarti keseluruhan diversitas genetik pada tanaman juga berkurang.

Sistem dan metode pemuliaan tanaman saat ini memegang peranan penting dalam pengaturan luasnya diversitas genetik tanaman. Pemuliaan tanaman dapat mempersempit diversitas genetik dalam penerapannya, misalnya jika dilakukan seleksi terus menerus tanpa memperhatikan sifat atau karekter penting lainnya yang terdapat pada tanaman. Selain itu, banyaknya penggunaan varietas baru oleh pertanian komersial menggantikan varietas tradisional mengakibatkan berkurangnya diversitas genetik varietas lokal, sehingga informasi penting seperti produksi hasil berbagai varietas juga menghilang. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tepat agar tidak terjadi kehilangan maupun penurunan diversitas  genetik pada tanaman, salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan melakukan pengumpulan plasma nutfah dan data koleksi.
Pemuliaan tanaman, baik classical ataupun modern breeding, diperlukan dalam pengumpulan informasi diversitas genetik tanaman. Informasi yang diperoleh ini nantinya dapat dipergunakan untuk pemetaan gen dan marker assisted selection dalam perakitan kultivar baru. Classical breeding  mengestimasi diversitas genetik berdasarkan penampilan fenotipik tanaman meliputi data penampilan morfologi, agronomi, dan biokimia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan berbagai metode statistika, seperti heritabilitas. Akan tetapi penggunaan metode berdasarkan penampilan fenotipik ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan waktu yang lama untuk memperoleh kesimpulan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dikembangkan teknik marka molekular (modern breeding) untuk mengestimasi diversitas genetik berdasarkan perbedaan panjang basa atau ukuran fragmen DNA yang ditunjukkan oleh marka. Teknik marka molekular dapat menganalisis keragaman genetik pada individu tanaman dalam waktu yang lebih singkat.
    terdapat bermacam-macam jenis cengkeh di Indonesia, ini tentunya keragaman genetic yang kita temukan dalam setiap jenis, perbedaan bermacam-macam jenis cengkeh ini kita dapat menyimpulkan bahwa di Indonesia sudah sudah mengadakan pemuliaan tanaman terhadap tanaman ini.
 di daerah pantai timur, khususnya desa maninili kecamatan tinombo selatan kabupaten parigi-moutong.  Hanya terdapat 2 jenis cengekeh sikotok dan zanzibar

1.    Cengkeh Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan helaian daun relatif lebih besar. Cabang-cabang utama yang pertama mati, sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5 – 2 m dari permukaan tanah, percabangan dan daun tidak rindang, tajuk berbentuk agak bulat. Bunga lebih besar dari si kotok, pertandan ± 15 kuntum bunga. Saat bunga telah masak berwarna hijau muda/putih, tangkai bunga agak panjang, umur berbunga 6 - 8 tahun. Produksi maupun kualitas bunga relatif rendah.

2.    Cengkeh Si Kotok
Warna daun awalnya hijau muda kekuningan berikutnya beruha menjadi hijau tua , permukaannya mengkilap dan licin, bentuk daun ujung sedikit membulat dan langsing, cabang pertama tetap hidup sehingga tajuk nampak rendah dari permukaan tanah, bentuk tajuk silindris atau piramid, bunga relatif kecil dibanding dengan si putih, bunga pertandan berjumlah antara 20 – 50 kuntum, warna bunga mulanya berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning saat matang dengan pangkal berwarna merah. Pohon berbunga mulai umur 6 – 8 tahun tergantung ketinggian tempat dari permukaan laut. Kualitas bunga sedang, adaptasi dengan lingkungan lebih baik dari pada si putih tetapi lebih rendah dari zanzibar.

3.    Cengkeh Tipe Ambon
Tajuk tanaman cenderung bulat dengan bagian atas tumpul bagian bawah cenderung meruncing, percabangan pada ketinggian 1,5 – 2 m dari permukaan tanah akibat cabang utama mati, bentuk daun dengan lebar 2/3 kali panjang, daun muda berwarna ros muda/hijau muda yang tua berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau abu-abu, permukaan daun kasar. Bunganya gemuk bertangkai panjang, bunga muda berwarna hijau muda dan berkembang berwarna kuning saat matang , percabangan bunga relatif sedikit dengan jumlah kurang 15 kuntum pertandan. Tipe ini tidak dianjurkan untuk ditanam petani karena produksi dan daya adaptasinya rendah.

4.    Cengkeh Tipe Zanzibar
Tajuk daun rimbun dengan percabangan rendah dari permukaan tanah, berbentuk kerucut karena cabang membentuk sudut lancip kurang dari 45 º , warna daun saat masih muda ros/merah muda , saat tua menjadi berwarna hijau tua mengkilat permukaan atas, hijau pudar / pucat pada permukaan bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah, bentuk daun agak langsing dengan bagian terlebar pada bagian tengah. Tipe ini mulai berbunga umur 4,5 – 6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda dan berubah kuning saat matang petik Percabangan bunga relatif banyak sampai mencapai lebih dari 50 kuntum per tandan. Jenis zanzibar ini dianjurakan untuk ditanam petani karena daya adaptasinya luas dengan produksi relatif tinggi dibandingkan dengan tipe lainnya.

C.    Adaptasi Tanaman Cengkeh

     Adapatasi tanaman cengkeh dapat kita liat dari bentuk dan ciri khas tanaman tersebut yaitu daunnya lonjong kecil dan memiliki akar tunggang yang sangat kekar, sehingga kita meyakini bahwa tanaman ini khusus unutk dataran tinggi, Namun dapat pula hidup di dataran. Terbukti di desa maninili tanaman cengkeh dapat hidup di daerah tinggi dan rendah, namun berdasarkan kwalitas produksi tinggi adalah cengkeh yang berada pada di dataran tinggi, hal ini mendasari bahwa bahwa pertukaran oksigen.
     Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi tumbuhan adalah ketersediaan air. Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan merespon dengan menutup stomata yang menyebabkan layunya bagian-bagian tumbuhan itu sendiri. Bagi tanaman yang tumbuh di daerah rawa beradaptasi dengan memiliki daun yang besar karena kondisi rawa yang lembab dan kandungan airnya tinggi. Selain itu memiliki ruang udara yang besar dalam struktur internal untuk menyimpan udara. Hal ini dikarenakan tanah pada umumnya mengalami air logging sehingga cenderung anaerob dan kekurangan oksigen.
Asal usul penyebaran tanaman cengkeh
     Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk dalam suku Myrtaceae. Tumbuhan ini merupakan tanaman yang termasuk dalam kategori rempah-rempah dan pemanfaatannya bisa juga sebagai bahan obat. Asal dari tanaman ini masih dalam perdebatan di antara para ahli botani, ada yang mengatakan bahwa tanaman ini berasal dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku, Philipina atau Irian.
     Maluku Utara tampaknya merupakan daerah yang lebih kuat dan lebih diyakini oleh Masyarakat Negeri Morella sebagai asal mula Tanaman Cengkih. Hal ini dikarenakan di daerah ini terdapat tanaman cengkeh tua yang dianggap tertua di dunia karena ia telah tumbuh dan menghasilkan sejak zaman VOC sampai sekarang. Dengan penyebaran ke daerah daerah ke seluruh wilayah di di bawah oleh pedagang-pedagang portugis, Karen pada zaman itu harga jual cengkeh sangat tinggi. Adapun cengkeh sampai di Sulawesi atau jika di telusuri dengan sejara, ialah mnrut jenis cengkeh zanzibar . Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.adapapun untuk menguatkan fakta ialah bagaimana penyebarannya di  Sulawesi di pengaruhi oleh pembuatan rokok kretek di Kudus, dengan pemasaran rokok begitu tinggi, adapun factor pendukung yaitu perdagangan rempah-renpah yang di bawah kekuasan hindia belanda dengan sistem monopolinya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

     Cengkeh  dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia (Maluku) ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania.
Diversitas genetik merupakan sumber informasi penting dalam bidang pemuliaan tanaman. Informasi diversitas genetik diperlukan para pemulia untuk mengembangkan tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu diversitas genetik juga diperlukan untuk mempertahankan produksi pada tanaman dan perakitan tanaman tahan cekaman biotik dan abiotik. Peningkatan diversitas genetik merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dapat meningkatkan kesempatan untuk pengembangan spesies lebih lanjut. Faktor seperti urbanisasi dan pergantian pertanian tradisional dengan metode industri modern dapat  mengurangi diversitas biologi. Hal ini juga berarti keseluruhan diversitas genetik pada tanaman juga berkurang. Hal mendasar yang mempengaruhi aktivitas adaptasi bagi tumbuhan adalah ketersediaan air. Ketika jumlah air sedikit maka tumbuhan akan merespon dengan menutup stomata yang menyebabkan layunya bagian-bagian tumbuhan itu sendiri.

DAFTAR ISI

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman     minggu 25-12.2011.   20.01 malam
    http://www.apoteker.info/Pojok%20Herbal/cengkeh_tanaman_asli_indonesia.htm  minggu 25-12.2011.   22.00 malam
    http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih      senin  26-12-2011  01:23 malam
    http://regionalinvestment.com/newsipid/id/commodity.php?ic=85  senin 26-12-2011 .    09:01 wita


Previous Post Next Post