BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuham mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan (tidak mau memahami petunjuk-petunjuk) Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. Begitulah Allah memwahyukan ayat 26 Surat Al-Baqarah kepada tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Beberapa perumpamaan adalah tiga binatang kecil yaitu Lebah, Semut dan Labah-labah yang masing-masing menjadi surat dalam Al-Qur'an. Kita sebagai ciptaanNya dikaruniai petunjuk dengan tanda-tanda perilaku ketiga binatang tersebut. Bukankah kita diberi akal yang merupakan nilai lebih dibandingkan binatang.
Di dalam QS:16 (An Nahl – Lebah) dijelaskan bahwa lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberikan manfaat dan kenikmatan kepada manusia yaitu berupa madu. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia (madu) menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Dilukiskan didalam ayat 69 Surat An-Nahl: "Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Kalau kita lihat prilaku lebah sangat unik yaitu kerjasama antar lebah terjalin kuat, rapih tanpa saling menyakiti ketika membuat rumah. Lebah hanya memakan sebagian hasil kerjanya dan hanya yang dibutuhkan bahkan hasil kerja yang lain berupa madu untuk makhluk lain yang bernama manusia.
Dibagian lain Allah mengkaruniai ilmu melalui QS:27 (An Naml – Semut) dengan binatang ciptaanNya berupa semut. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang penyimpanan makanan. Setiap waktu semut membuat rumah bertingkat-tingkat dan menumpuk rezki
(makanan) sebagai persediaan. Tetapi bukankah semut sangat ketakutan akan terinjak-injak ketika tentara Nabi Sulaiman akan lewat sehingga kerajaan semut panik, sampai raja semut memerintahkan rakyatnya untuk segera bersembunyi. Kepanikan semut dan rajanya didengar oleh nabi Sulaiman maka kejadian itu hanya ditertawakan oleh Nabi Sulaiman yang mengerti seluruh bahasa binatang.
Dilukiskan pula di dalam QS:29 (Al Ankabut – Laba-laba) oleh Allah dengan binatang kecil yang sering menakutkan manusia yaitu laba-laba. Laba-laba bersifat angkuh, congkak dan percaya diri akan kekuatan rumahnya sebagai tempat berlindung. Mereka labah-labah merasa bahwa rumahnya adalah yang paling kokoh. Dirumahnya itu juga sebagai tempat menjerat mangsanya. Bahkan salah satu perilaku laba-laba yang sangat menjijikan adalah laba-laba betina rela membunuh pejantan
1.2. Rumusan Masalah
Serangga dan hewan ternak dalam pandangan Al-quran
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini ialah mengetahui Pandangan Al-Quran terhadap Serangga Dan Hewan Ternak.
BAB II
PEMBAHSAN
2.1 Serangga Dalam Pandangan Al-Quran
PEMBAHSAN
2.1 Serangga Dalam Pandangan Al-Quran
Serangga merupakan suatu misteri penciptaan yang luar biasa.Serangga mempunyai jumlah terbesar dari seluruh spesies yang ada di bumi ini.Mempunyai berbagai macam peranan dan keberadaannya ada dimana- mana, sehingga menjadikan serangga sangat penting di ekosistem dan kehidupan manusia.
Dari 1,82 juta spesies tumbuhan dan hewan yang telah diidentifikasi serangga merupakan kelompok yang paling besar, yaitu mencapai 60% dari spesies tersebut atau lebih kurang ada 950.000 spesies serangga jumlah seluruh serangga baik yang sudah diidentifikasi maupun yang belum sangat sulit untuk diketahui secara pasti. Menurut perkiraan pada tahun 1992 jumlah serangga berkisar antara 5 sampai10 juta spesies ( Price,1997).
Di dalam ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen dan menempati tingkat trofik pertama.Tumbuhan mampu merubah bahan- bahan anorganik yang terdapat disekitarnya menjadi organik.Serangga pemakan tumbuhan berada pada tingkat trofik kedua.Serangga yang masuk kelompok ini berperan sebagai konsumen pertama dan disebut herbivore.Serangga herbivore banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan berada disekitar tumbuhan, mengambil bagian tumbuhan dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup serta bereproduksi.
Serangga yang berperan sebagai musuh alami dapat berupa predator atau parasitoid.Serangga disebut predator jika serangga tersebut memangsa herbivore dan disebut parasitoid jika serangga tersebut hidup di luar atau di dalam inang dalam jangka waktu tertentu.
Serangga merupakan salah satu factor biotic yang terdapat di ekosistem. Keberadaan serangga di ekosistem dapat digunakan sebagai indicator keseimbangan ekosistem tersebut.
b. Serangga yang bermanfaat bagi manusia
Manfaat serangga bagi manusia banyak sekali, diantaranya adalah serangga sebagai musuh alami hama, oengendali gulma, serangga penyerbuk, penghasil bahan pan8gan dan pengurai sampah ( Borror dkk, 1996 ).
Serangga yang berperan sebagai predator, memakan serangga secara langsung ( entomofagus ). Sebagai contohkumbang kubah ( Coleoptera: Coccinelidae ) sebagai predator dari kutu daun ( Homoptera: Aphididae ).
Serangga herbivore ada yang bermanfaat bagi manusia, yaitu yang memakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya ( gulma ).
Filosofi 3 jenis Serangga yang mudah2an bisa jadi pembelajaran.
an-namel, an-nahl, al-ankabut
Tiga jenis serangga yang menjadi nama tiga surat dalam Alquran adalah semut (An-Naml), laba-laba (Al-Ankabut), dan lebah (An-Nahl). Ketiga binatang itu punya ciri yang khas dan unik. Ketiga binatang kecil ini menjadi kisah dalam Al-Quran tentu ada sebabnya, mengapa menjadi contoh dan dicontohkan, menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita.
Semut menghimpun makanannya sedikit demi sedikit tanpa henti. Karena ketamakannya menghimpun makanan, binatang ini berusaha — dan sering berhasil — memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya.
Laba-laba adalah binatang dengan sarang paling rapuh. Meski demikian, sarang ini bukanlah tempat yang aman. Binatang kecil apa pun yang tersangkut di sana akan terjebak, disergap pemilik sarang, lalu tewas.
Terakhir, lebah sangat disiplin dalam pembagian kerja, ada lebah pekerja, lebah ratu dan lebah pejantan. Semua bekerja dengan teratur tanpa pernah saling berkelahi atau mengeluh. Segala hal yang tidak berguna disingkirkan dari sarang. Makanannya terpilih dari yang baik-baik saja yaitu nektar (sari bunga) dan menghasilkan yang baik pula berupa madu. Sarang lebah juga terkenal sangat steril sehingga tidak ada bakteri/kuman yang masuk sehingga tidak ada pembusukan di sarang lebah. Lebah tidak akan menggangu kecuali ada yang menggangunya. Hebatnya lagi, sengatan lebah bahkan bisa dijadikan obat.
Di zaman ini jelas ada yang berbudaya seperti semut: menumpuk dan menghimpun ilmu (tanpa mengolahnya) dan materi (tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya). Budaya semut adalah ‘budaya mumpung’. Ada juga yang ‘berbudaya seperti laba-laba’, yang sifatnya boros. Budaya ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat modern. Mereka cenderung menyerap produk-produk baru yang belum tentu dibutuhkan.
Orang berbudaya seperti budaya laba-laba sangat merugikan orang lain dan tidak mensyukuri nikmat yang telah didapatkannya, ia tidak lagi berpikir tentang sekitarnya dan mereka tidak lagi membutuhkan berpikir apa, siapa, kapan, dan di mana. Apa yang ia pikirkan hanyalah untuk kepentingan dan kesenangan pribadi.
Budaya terakhir adalah ‘budaya lebah’. Budaya ini harus jadi cermin bagi seorang Muslim karena budaya lebah tidak merusak dan tidak merugikan orang lain, bahkan sangat dibutuhkan. Budaya lebah diibaratkan Nabi saw sebagai ‘Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali bermanfaat dan berguna bagi orang lain, dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.’
Dari budaya ketiga binatang itu, mana yang paling sesuai buat Anda? Jangan malu untuk mengaku pada diri sendiri!
a. Semut ( Qs. An- Naml 27:18)
Artinya :Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : Hai semut-semut, masuklah kedalam sarangan-saranganmu, agar kamu tiak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari “; ( Qs. An- Naml 27:18 )
b. Lebah ( Qs. An- Nahl 16:68-69 )
Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempulah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itukeluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.( QS. An- Nahl 16:68-69 )
c. Lalat ( Qs. Al- Hajj 22:73 )
Artinya: Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat it. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah ( pulalah ) yang disembah.( Qs. Al- Hajj 22:73)
d. Nyamuk ( Qs. Al- Baqarah 2:26 )
Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “ Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? “. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang tang fasik,( Qs. Al- Baqarah 2:26)
e. Rayap ( Qs. Saba’ 34:14 )
Artinya: Maka katakanlah Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang telah memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah bahwa jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.( Qs. Saba’ 34:14 )
f. Belalang dan Kutu ( Qs. Al- A’raf 7:133 )
Artinya: Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.( Qs. Al- A’raf 7:133 )
2.1 Hewan Ternak dalam pandangan Al-quran
Mahasuci Allah yang telah menciptakan beraneka macam hewan ternak dan beragam produk ternak yang sangat bermanfaat bagi manusia. Jika kita perhatikan makna yang tersirat dalam kutipan surat Al Mukminuun ayat 21 dapat dilihat betapa pentingnya peran hewan ternak dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, produk utama ternak (susu, daging, telur dan madu) merupakan bahan pangan hewani yang memiliki gizi tinggi dan dibutuhkan manusia untuk hidup sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Selain itu, ternak merupakan sumber pendapatan, sebagai tabungan hidup, tenaga kerja pengolah lahan, alat transportasi, penghasil biogas, pupuk organik dan sebagai hewan kesayangan.
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada di dalam perutnya,dan (juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan". (QS. Al Mukminun: 21)
Oleh karena itu, tak heran bila Profesor I.K. Han, Guru Besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul (1999) menyebutkan pentingnya peran ternak dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Selain itu, ternak juga bermanfaat dalam ritual keagamaan, seperti dalam pelaksanaan ibadah qurban, menunaikan zakat (zakat binatang ternak) dan sebagai dam pada saat melakukan ibadah haji.
Islam dan Ilmu Peternakan
Ilmu peternakan merupakan ilmu terapan yang disebut secara eksplisit di dalam Al Quran. Bahkan beberapa nama hewan ternak dijadikan sebagai nama surat di dalam Al Quran, misalnya sapi betina (Al Baqarah), hewan ternak (Al An'am), dan ternak lebah (An Nahl). Banyak ayat Al Quran yang secara eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak, misalnya ternak sapi (QS. 2: 67-71, 73; QS Yusuf: 43), unta (QS. Al An'am:144; Al Hajj: 27, 37; QS. Al Ghasiyah:17), domba (QS. Al An'am:143, 146; QS. An Nahl: 80), kambing (QS. Al An'am: 143, An Nahl: 78, Shad: 23-24), unggas (QS. 2: 260; 3: 49; 5: 110; 6: 38; 16: 79; 23: 41; 27: 16; 67: 19), kuda (QS. 3: 14; 8: 60; 16: 8; 38: 31; 100: 1) dan lebah (QS. 16: 68-69). Bahkan ternak telah lama akrab dalam kehidupan kaum Muslimin, baik dalam pelaksanaan ibadah (zakat, kurban) maupun manfaatnya yang multi guna dalam kehidupan.
Hewan ternak merupakan sumber pelajaran yang penting di alam karena terdapat banyak hikmah dalam penciptaannya. Lihatlah bagaimana Allah memberikan kemampuan pada ternak ruminansia (sapi, kambing, domba dan kerbau) yang mampu mengubah rumput (hijauan) menjadi daging dan susu. Atau kemampuan yang dimiliki lebah madu dalam mengubah cairan nektar tanaman menjadi madu yang bermanfaat dan berkhasiat obat bagi manusia (QS. An Nahl [16]: 68-69). Sedemikian besarnya peran usaha peternakan dalam kehidupan, maka sudah pada tempatnya sub sektor ini mendapat perhatian kaum Muslimin, termasuk melakukan penelitian dan pengembangan produk peternakan yang bersumber pada Al Quran dan Al Hadis.
Peternak, Bukanlah Profesi Hina!
"Semua Nabi pernah menggembala kambing", kata Rasulullah saw. dalam suatu perbincangan dengan para Sahabat. Seorang Sahabat bertanya, "Engkau sendiri bagaimana, ya Rasul?". "Aku pernah menggembala kambing," jawab Nabi. Dialog singkat tersebut mengisyaratkan bahwa menjadi peternak (penggembala ternak) adalah profesi yang pernah dilakukan para nabi. Bahkan, banyak penulis sirrah nabawi menjelaskan bahwa ketika berusia muda, Nabi Muhammad saw. adalah seorang penggembala kambing yang terampil. Beberapa riwayat menjelaskan, Nabi yang mulia itu sering memerah susu ternak domba piaraannya untuk konsumsi keluarga beliau.
Profesi sebagai peternak sapi juga pernah dilakukan Nabi Musa alaihissalam selama delapan tahun, sebagai mahar atas pernikahannya dengan anak perempuan Nabi Syuaib alaihissalam. Sebelumnya, Habil, putra nabi Adam alaihissalam juga mengurbankan kambing unggul miliknya. Kurban Habil pun diterima Allah swt.
Manfaat Protein Hewani
Di samping pangan nabati, manusia juga memerlukan pangan hewani (daging, susu dan telur) sebagai sumber protein untuk kecerdasan, menjaga stamina, mempercepat regenerasi sel dan menjaga sel darah merah agar tidak mudah pecah. Hingga kini konsumsi protein hewani penduduk Indonesia sangat rendah. Pada tahun 2000, konsumsi daging unggas penduduk Indonesia hanya 3,5 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia (36,7 kg), Thailand (13,5 kg), Fhilipina (7,6 kg), Vietnam (4,6 kg) dan Myanmar (4,2 kg) (Poultry International, 2003).
Konsumsi telur di Indonesia juga rendah, hanya 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia 14,4 kg, Thailand 9,9 kg dan Filipina 6,2 kg.Begitupun konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 7 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia mencapai 20 kg/kapita/tahun. Konsumsi madu masyarakat Indonesia hanya 15 gram/kapita/tahun, sedangkan masyarakat di negara maju (Jepang, Perancis, Inggris dan AS) konsumsi madunnya telah mencapai 1600 gram/kapita/tahun.
Konsumsi daging, telur dan susu yang rendah menyebabkan target konsumsi protein hewani adalah 6 gram/kapita/hari belum tercapai. Padahal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, rata-rata konsumsi protein hewani yang ideal 26 gram/kapita/hari. Analisis paling akhir oleh Prof. I.K Han, guru besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan (1999) menyatakan adanya kaitan positif antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan perkapita. Semakin tinggi konsumsi protein hewani penduduk, makin tinggi UHH dan pendapatan domestik brutto (PDB) negara tersebut.
Negara Korea, Brazil, Cina, Fhilipina dan Afrika Selatan memiliki konsumsi protein hewani 20-40 gram/kapita/hari, UHH penduduknya berkisar 65-75 tahun. AS, Prancis, Jepang, Kanada dan Inggris konsumsi protein hewani masyarakatnya 50-80 gram/kapita/hari, UHH penduduknya 75-85 tahun. Negara-negara yang konsumsi protein hewani di bawah 10 gram/kapita/hari seperti Banglades, India dan Indonesia, UHH penduduknya berkisar 55-65 tahun.
Rendahnya konsumsi protein hewani berdampak pada tingkat kecerdasan dan kualitas hidup penduduk Indonesia. Asupan kalori-protein yang rendah pada anak balita berpotensi menyebabkan terganggunya pertumbuhan, meningkatnya risiko sakit, memengaruhi perkembangan mental, menurunkan performa mereka di sekolah dan menurunkan produktivitas tenaga kerja setelah dewasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Serangga dan hewan ternak tentunya ada yang menuntungkan dan ada yang merugikan bagi manusia, namu kemungkinan besar sangat menguntungkan. Sebab di liat pandangan alquran tentunya dalam spesifikasi atau kegunanaanya atau manfaatnya, sangat banyak,
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.imsa.us/index.php?option=com_content&view=article&id=99:belajar-dari-perangai-binatang-ciptaan-allah-&catid=7:buletin-jumat&Itemid=10
2. http://www.isadanalquran.com/Al-Imran-345/muhammad-adalah-ciptaan-allah-bagaimana-isa-al-masih