PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tidak akan pernah terpisahkan dengan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. OPT dikenal sebagai hama tanaman penyakit tanaman dan gulma.
Kerugian yang disebabkan OPT dapat dihindari dengan melakukan pengendalian OPT tersebut. Dengan istilah “pengendalian”, OPT tidak perlu diberantas habis, karena itu tidak mungkin dapat dilakukan.dengan usaha pengendalian populasi atau tingkat kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga tidak dapat merugikan para petani dalam segi ekonomis.
Dimasa lalu orang orang mengartikan dan menganggap pengendalian hama adalah mematikan dan memusnahkan hama secara tuntas dari tanaman, sehingga pada waktu itu dikenal dengan istilah “pemberantasan hama”. Menurut wigenasanta (2000) bahwa dalam pengendalian hama mula-mula orang menggunakan cara sederhana. Cara-cara pengendalian kemudian terus berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hingga saat ini pestisida kimiawi masi dianggap satu-satunya senjata pamungkas untuk menghadapi serangan OPT (oka, 1998).
Pestisida adalah racun. Karena bersifat racun itulah maka pestisida dibuat, dijual, dan dipakai untuk “meracuni” OPT. perlu diketahui bahwa setiap penggunaan racun dapat mengandung resiko. Resiko tersebut tidak dapat dihindari karena terbawa oleh pestisida itu sendiri. Walaupun pestisida mengandung resiko, kita diharapkan agar mampu mengurangi resiko tersebut, sehingga tidak terlalu membahayakan penggunannya, konsumen dan lingkungan. Olehnya diperlukan pengetahuan yang cukup matang tentang metode aplikasi pestisida dibidang pertanian.
Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Jono Oge memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah pestisida dan aplikasi
2. Mengembangkan pola pikir,intelektual dan keterampilan mahasiswa secara komprehensif dalam kegiatan kegiatan usaha penanggulangan hama
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Jono Oge yaitu :
1. Dapat mengetahui cara kerja pestisida dalam pecegahan hama
2. Untuk sebagai bahan informasi dan pengetahuan serta keterampilan mahasiswa Fakultas Pertanian UNISA Palu.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pestisida
Pestisida secara harfiah berarti pembunu hama, yang berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama dan penyakit secara luas. Sida berasal kata ceado berarti membunuh. Pendapat para ahli yang termuat dalam peraturan pemerintah pasal 1 no 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida.
Dalam peraturan tersebut disebutkan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus digunakan untuk:
1. Memberantas dan mencegah hama dan penyakit merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas gulma (tanaman pengganggu)
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian –bagian tanaman tidak termasuk pupuk
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat pengangkutan
7. Memberantas atau mencegah binatang yang menyebabkan munculnya penyakit pada manusia, binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air.(Suroyo 1995).
Secara singkat pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh organisme pengganggu. Sedangkan organisme pengganggu itu digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu hama, penyakit dan gulma.
Pembagian Pestisida Menurut Organisme Sasaran
Bila melihat organisme pengganggu – sasaran, maka pestisida digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu:
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan serangga. Karena kebanyakan hama adalah serangga.
2. Herbisida adalah bahan yang mengandung bahan kimia untuk mematikan tumbuhan pengganggu.
3. Nematisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan cacing (nematoda). Bagian tanaman yang diserang terletak pada bagian akar umbi dan sebagainya.
4. Bakterisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan bakteri. Bahan ini bersifat sistemik yang diserap oleh tanaman baik melalui akar atau bagian lain dari tanaman.
5. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang mematikan jamur – cendawan. Biasanya bahan ini mengandung boomerang.
6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk binatang mengerat. Sebetulnya bahan ini sangat beracun bagi semua ordo mamalia, tetapi penggunaan utamanya adalah untuk membunuh tikus dan binatang karnivora.
7. Akarisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan tungau.
Dari sekian banyak kelompok racun pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu, insektisida termasuk kelompok senyawa yang paling banyak digunakan menyusul herbisida dan fungisida (Coats, 1982)
Keunggulan Pestisida
Aplikasi pestisida dalam mengatasi masalah organisme pengganggu menjanjikan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh berbagai cara pengendalian alternative lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Pestisida sangat efektif
2. Pestisida dapat dilakukan dengan segera ketika dibutuhkan
3. Pestisida dapat diaplikasikan untuk daerah yang luas tak terbatas
4. Aplikasi pestisida hasilnya segera nampak
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 1 hari (Tanggal 25 juli 2011) bertempat di Desa Jono Oge, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap metode pengendalian hama oleh para petani.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Gambaran Umum Lokasi Praktek
Kabupaten Sigi terletak antara 00 52’ 16” LS – 20 03’ 21” LS dan 1190 38’ 45” BT – 1200 21’ 24” BT dan memiliki wilayah seluas 5.196,02 kilometer persegi terdiri atas 15 kecamatan dimana Kecamatan Kulawi merupakan kecamatan terluas (1.053,56 km2) sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Dolo yang hanya memiliki luas 36,05 km2.
Desa Jono Oge merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Biromaru, Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara administrative Desa Jono Oge mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sidera
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Lolu
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Jono Oge sebanyak 1.364 jiwa yang terdiri dari laki-laki 707 jiwa dan perempuan 657 jiwa. Adapun agama yang dianutmayoritas penduduk di Desa Jono Oge adalah Agama Islam. Kemudian mata pencaharian mereka sebagian besar adalah petani.
Keadaan Petani
Indonesia merupakan Negara agraris dengan memiliki tanah yang subur dan kelas masyarakat petani yang merupakan kelas terbesar. Oleh karena jika ini dimaksimalkan dengan melihat klasifikasi kelas masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan kelas pekerja (petani) dengan lahan pertanian yang subur, rakyat Indonesia akan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan Negara akan bisa mandiri serta dapat berdiri diatas kakinya sendiri seperti cita-cita bapak proklamator “BUNG KARNO”.
Dari hasil praktek lapang, di Desa Jono Oge, Kec. Tengah, Kab.sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian data yang diperoleh dari hasil praktek lapang di DesaJono Oge.
Menurut bapak sutarno (27 thn) seorang petani bawang di Desa jono Oge, bahwa keadaan usaha pertanian didaerahnya memiliki banyak potensi, misalnnya dalam budidaya bawang merah yang telah mereka tekuni. Denagn luas lahan sewahan yang beliau miliki adalah ½ ha. Dalam pengalamannya selama 10 tahun menggeluti usaha pertanian beliau mengakui bahwa OPT sangat merugikan ekonomi keluarganya.
Dalam menanggulangi hal tersebut beliau menggunakan insektisida (firtaku, prifaton, dan marsal) dengan metode pengaplikasian yeng dalam pandangan penulis masih kurang tepat. Karena dalam pengaplikasian beliau tidak mengikuti petunjuk yang telah tertera dalam label. Dengan alasan tidak efektif dan takaran tidak dapat menghilangkan hama tersebut. Kelemahan beliau dalam pengaplikasian bahan kimia dikarenakan tidak pernah mengikuti pelatihan sekolah lapang dan penyuluhan pengendalian hama terpadu.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang dilakukan didesa jono oge tersebut di atas dapat penyusun simpulkan bahwa kelemahan para petani dalam pengaplikasian pestisida disebabkan karena kurangnya pemahaman para petani tentang kondisi lingkungan, manusia sebagai konsumen, terhadap dampak dari penggunaan pestisida yang berlebihan.
Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di desaJono Oge antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat yang ada di desa jono oge
dapat memperhatikan dosis dan metode yang baik dalam pengaplikasian bahan kimia.
2. Petani harus lebih sering mengikuti sekolah lapang dan penyuluhan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Natawigena, H. 1995. Pestisida dan kegunaannya. Armiko, Bandung
Novizon, 2003. Petunjuk dan pemakaian pestisida. Agro Media Pustak
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Dosen pembimbing mata kuliah pestisida dan aplikasi Bpk. Arfan Ganti,SP.,M.Sc yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing.
Pada kesempatan ini juga, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mengucakan banyak terima kasih kepada seluruh kawan-kawan agroteknologi yang seperjuangan dan melakukan kerjasama serta support kepada penulis untuk dapat menyelasaikan laporan ini.
Palu,26 oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………….
Tujuan dan Kegunaan ……………………………………………..
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pestisida ………………………………………………….
Pembagian Pestisida Menurut Organisme Sasaran ………………
Keunggulan Pestisida ……………………………………………..
METODE PRAKTEK
Waktu dan tempat.............................................................................
Metode praktek.............................................................. ...................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Praktek....................................................
Keadaan Penduduk .........................................................................
Keadaan Petani ........................................................................
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Latar Belakang
Tanaman tidak akan pernah terpisahkan dengan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. OPT dikenal sebagai hama tanaman penyakit tanaman dan gulma.
Kerugian yang disebabkan OPT dapat dihindari dengan melakukan pengendalian OPT tersebut. Dengan istilah “pengendalian”, OPT tidak perlu diberantas habis, karena itu tidak mungkin dapat dilakukan.dengan usaha pengendalian populasi atau tingkat kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga tidak dapat merugikan para petani dalam segi ekonomis.
Dimasa lalu orang orang mengartikan dan menganggap pengendalian hama adalah mematikan dan memusnahkan hama secara tuntas dari tanaman, sehingga pada waktu itu dikenal dengan istilah “pemberantasan hama”. Menurut wigenasanta (2000) bahwa dalam pengendalian hama mula-mula orang menggunakan cara sederhana. Cara-cara pengendalian kemudian terus berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hingga saat ini pestisida kimiawi masi dianggap satu-satunya senjata pamungkas untuk menghadapi serangan OPT (oka, 1998).
Pestisida adalah racun. Karena bersifat racun itulah maka pestisida dibuat, dijual, dan dipakai untuk “meracuni” OPT. perlu diketahui bahwa setiap penggunaan racun dapat mengandung resiko. Resiko tersebut tidak dapat dihindari karena terbawa oleh pestisida itu sendiri. Walaupun pestisida mengandung resiko, kita diharapkan agar mampu mengurangi resiko tersebut, sehingga tidak terlalu membahayakan penggunannya, konsumen dan lingkungan. Olehnya diperlukan pengetahuan yang cukup matang tentang metode aplikasi pestisida dibidang pertanian.
Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Jono Oge memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah pestisida dan aplikasi
2. Mengembangkan pola pikir,intelektual dan keterampilan mahasiswa secara komprehensif dalam kegiatan kegiatan usaha penanggulangan hama
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Jono Oge yaitu :
1. Dapat mengetahui cara kerja pestisida dalam pecegahan hama
2. Untuk sebagai bahan informasi dan pengetahuan serta keterampilan mahasiswa Fakultas Pertanian UNISA Palu.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pestisida
Pestisida secara harfiah berarti pembunu hama, yang berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama dan penyakit secara luas. Sida berasal kata ceado berarti membunuh. Pendapat para ahli yang termuat dalam peraturan pemerintah pasal 1 no 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida.
Dalam peraturan tersebut disebutkan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus digunakan untuk:
1. Memberantas dan mencegah hama dan penyakit merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas gulma (tanaman pengganggu)
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian –bagian tanaman tidak termasuk pupuk
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat pengangkutan
7. Memberantas atau mencegah binatang yang menyebabkan munculnya penyakit pada manusia, binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air.(Suroyo 1995).
Secara singkat pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh organisme pengganggu. Sedangkan organisme pengganggu itu digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu hama, penyakit dan gulma.
Pembagian Pestisida Menurut Organisme Sasaran
Bila melihat organisme pengganggu – sasaran, maka pestisida digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu:
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan serangga. Karena kebanyakan hama adalah serangga.
2. Herbisida adalah bahan yang mengandung bahan kimia untuk mematikan tumbuhan pengganggu.
3. Nematisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan cacing (nematoda). Bagian tanaman yang diserang terletak pada bagian akar umbi dan sebagainya.
4. Bakterisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan bakteri. Bahan ini bersifat sistemik yang diserap oleh tanaman baik melalui akar atau bagian lain dari tanaman.
5. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang mematikan jamur – cendawan. Biasanya bahan ini mengandung boomerang.
6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk binatang mengerat. Sebetulnya bahan ini sangat beracun bagi semua ordo mamalia, tetapi penggunaan utamanya adalah untuk membunuh tikus dan binatang karnivora.
7. Akarisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia untuk mematikan tungau.
Dari sekian banyak kelompok racun pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu, insektisida termasuk kelompok senyawa yang paling banyak digunakan menyusul herbisida dan fungisida (Coats, 1982)
Keunggulan Pestisida
Aplikasi pestisida dalam mengatasi masalah organisme pengganggu menjanjikan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh berbagai cara pengendalian alternative lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Pestisida sangat efektif
2. Pestisida dapat dilakukan dengan segera ketika dibutuhkan
3. Pestisida dapat diaplikasikan untuk daerah yang luas tak terbatas
4. Aplikasi pestisida hasilnya segera nampak
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 1 hari (Tanggal 25 juli 2011) bertempat di Desa Jono Oge, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap metode pengendalian hama oleh para petani.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Gambaran Umum Lokasi Praktek
Kabupaten Sigi terletak antara 00 52’ 16” LS – 20 03’ 21” LS dan 1190 38’ 45” BT – 1200 21’ 24” BT dan memiliki wilayah seluas 5.196,02 kilometer persegi terdiri atas 15 kecamatan dimana Kecamatan Kulawi merupakan kecamatan terluas (1.053,56 km2) sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Dolo yang hanya memiliki luas 36,05 km2.
Desa Jono Oge merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Biromaru, Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara administrative Desa Jono Oge mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sidera
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Lolu
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Jono Oge sebanyak 1.364 jiwa yang terdiri dari laki-laki 707 jiwa dan perempuan 657 jiwa. Adapun agama yang dianutmayoritas penduduk di Desa Jono Oge adalah Agama Islam. Kemudian mata pencaharian mereka sebagian besar adalah petani.
Keadaan Petani
Indonesia merupakan Negara agraris dengan memiliki tanah yang subur dan kelas masyarakat petani yang merupakan kelas terbesar. Oleh karena jika ini dimaksimalkan dengan melihat klasifikasi kelas masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan kelas pekerja (petani) dengan lahan pertanian yang subur, rakyat Indonesia akan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan Negara akan bisa mandiri serta dapat berdiri diatas kakinya sendiri seperti cita-cita bapak proklamator “BUNG KARNO”.
Dari hasil praktek lapang, di Desa Jono Oge, Kec. Tengah, Kab.sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian data yang diperoleh dari hasil praktek lapang di DesaJono Oge.
Menurut bapak sutarno (27 thn) seorang petani bawang di Desa jono Oge, bahwa keadaan usaha pertanian didaerahnya memiliki banyak potensi, misalnnya dalam budidaya bawang merah yang telah mereka tekuni. Denagn luas lahan sewahan yang beliau miliki adalah ½ ha. Dalam pengalamannya selama 10 tahun menggeluti usaha pertanian beliau mengakui bahwa OPT sangat merugikan ekonomi keluarganya.
Dalam menanggulangi hal tersebut beliau menggunakan insektisida (firtaku, prifaton, dan marsal) dengan metode pengaplikasian yeng dalam pandangan penulis masih kurang tepat. Karena dalam pengaplikasian beliau tidak mengikuti petunjuk yang telah tertera dalam label. Dengan alasan tidak efektif dan takaran tidak dapat menghilangkan hama tersebut. Kelemahan beliau dalam pengaplikasian bahan kimia dikarenakan tidak pernah mengikuti pelatihan sekolah lapang dan penyuluhan pengendalian hama terpadu.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang dilakukan didesa jono oge tersebut di atas dapat penyusun simpulkan bahwa kelemahan para petani dalam pengaplikasian pestisida disebabkan karena kurangnya pemahaman para petani tentang kondisi lingkungan, manusia sebagai konsumen, terhadap dampak dari penggunaan pestisida yang berlebihan.
Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di desaJono Oge antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat yang ada di desa jono oge
dapat memperhatikan dosis dan metode yang baik dalam pengaplikasian bahan kimia.
2. Petani harus lebih sering mengikuti sekolah lapang dan penyuluhan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Natawigena, H. 1995. Pestisida dan kegunaannya. Armiko, Bandung
Novizon, 2003. Petunjuk dan pemakaian pestisida. Agro Media Pustak
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Dosen pembimbing mata kuliah pestisida dan aplikasi Bpk. Arfan Ganti,SP.,M.Sc yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing.
Pada kesempatan ini juga, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mengucakan banyak terima kasih kepada seluruh kawan-kawan agroteknologi yang seperjuangan dan melakukan kerjasama serta support kepada penulis untuk dapat menyelasaikan laporan ini.
Palu,26 oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………….
Tujuan dan Kegunaan ……………………………………………..
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pestisida ………………………………………………….
Pembagian Pestisida Menurut Organisme Sasaran ………………
Keunggulan Pestisida ……………………………………………..
METODE PRAKTEK
Waktu dan tempat.............................................................................
Metode praktek.............................................................. ...................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Praktek....................................................
Keadaan Penduduk .........................................................................
Keadaan Petani ........................................................................
PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA