BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan mineral yang berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur penyusunannya, tanah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan tanah organik.
Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.
Untuk mengetahui pertumbuhan suatu tanaman perlu dilakukan pengamatan untuk mengetahui dan pengukuran terhadap suatu tanaman. Dengan melakukan pengamatan dan pengukuran dapat diketahui sejauh mana respon tanaman terhadap perlakuan. ketika tanaman mengalami pertumbuhan yang tidak normal, salah satu kemungkinan terbesar adalah kekurangan unsur hara, ataupun kekurangan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dan kalau kelebihan jga bisa berakibat buruk bagi tanaman, ini mengakibatkanya keracunan. Gejala gejala yang tampak bisa diamati secara langsung, seperti bintik yang terdapat di daun.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah Kesuburan Dan Kesehatan Tanah, dan melakukan pengamatan terhadap lahan yang berbeda.
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera yaitu :
1. Dapat mengetahui sifat fisik tanah dan kimia tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
Tanah adalah bahagian permukaan bumi yang terdiri daripada mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi, kerana tanah mampu mendukung kehidupan tumbuhan di mana tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen kemudian menyerap karbon dioksida dan nitrogen. Komposisi tanah berbeza-beza pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Tanah yang terdiri dari pedosfera, terletak di antara muka litosfera dengan biosfera, atmosfera and hidrosfera. Pembentukan tanah, atau pedogenesis, merupakan kesan gabungan proses fizikal, kimia, biologi dan antropogen pada bahan asal geologi yang menghasilkan lapisan tanah.
TANAH adalah asas penting dalam pertanian untuk menjalankan penanaman pelbagai tumbuhan sama ada untuk tanaman makanan, tanaman industri atau tanaman lain. Tanah terbentuk daripada proses luluhawa semenjak berjuta-juta tahun dahulu dan terdapat banyak jenis tanah terbentuk dimuka bumi yang mempunyai pelbagai cir-ciri untuk dipelajari. Pakar Sains Tanah telah membuat pelbagai pengkelasan mengenai tanah untuk dijadikan panduan kepada semua pihak bagaimana hendak menguruskan tanah tersebut bagi memberikan pulangan optima dalam aktiviti penanaman.
Bagi tujuan perancangan pertanian maka tiga aspek penting mengenai tanah adalah diperlukan iaitu klasifikasi tanah, klasifikasi kesesuaian tanah dan tanaman serta penentuan kesesuaian tanaman. Maklumat-maklumat ini penting sebagai asas bagi amalan agronomi dan pengurusan tanah untuk jenis-jenis tanaman yang akan dimajukan.
Terdapat 2 definasi jelas tanah iaitu pertama, tanah ialah mineral tak kukuh atau bahan organik pada permukaan bumi yang bertindak sebagai satu medium semula jadi untuk pertumbuhan tumbuhan darat.[1]. Ini lain pula bagi ahli jurutera dan geologi. Sudut pandangan ini berbeza kerana mengikut profesion masing-masing dalam mentafsir tanah.
2.2 Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05 Februari 2012) bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
2. Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara menagamati langsung .
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Sifat – Sifat Fisik Tanah
1. Profil Tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.
2. Warna Tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.
3. Tekstur Tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron.
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
4. Struktur
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
a. bentuk lempung
b. bentuk prisma
c. bentuk gumpal
d. bentuk spheroidel atau bulat
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
3.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.
Ada 3 alasan utama nilai ph tanah sangat penting untuk diketahui :
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik
Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang. Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman . Hilang atau berkurangnya kandungan unsur dalam tanah yang disebabkan penanaman yang terus menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi miskin. Bila hal itu kita biarkan maka tanaman yang kita budidayakan di tanah tersebut tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Akhirnya pendapatan yang kita terima pun menjadi berkurang. Meskipun kesuburan tanah bukan satu-satunya hal yang mutlak harus dipenuhi, namun tanah yang subur merupakan elemen penting yang turut menunjang keberhasilan dalam usahatani.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di Desa Sidera antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat petani yang ada di Desa Sidera dapat memperhatikan keadaan tanah dan tanaman apa yang cocok untuk tanah tersebut. Sehingga hasil produksi melimpah dan pengeluaran tidak begitu banyak.
DAFTAR PUSTAKA
http://ms.wikipedia.org/wiki/Tanah
http://goldenbisnis.wordpress.com/kesuburan-tanah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesuburan_tanah
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content
&view=article&id=28&Itemid=44
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan mineral yang berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal dari pembusukan sisa makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur penyusunannya, tanah dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan tanah organik.
Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.
Untuk mengetahui pertumbuhan suatu tanaman perlu dilakukan pengamatan untuk mengetahui dan pengukuran terhadap suatu tanaman. Dengan melakukan pengamatan dan pengukuran dapat diketahui sejauh mana respon tanaman terhadap perlakuan. ketika tanaman mengalami pertumbuhan yang tidak normal, salah satu kemungkinan terbesar adalah kekurangan unsur hara, ataupun kekurangan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dan kalau kelebihan jga bisa berakibat buruk bagi tanaman, ini mengakibatkanya keracunan. Gejala gejala yang tampak bisa diamati secara langsung, seperti bintik yang terdapat di daun.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah Kesuburan Dan Kesehatan Tanah, dan melakukan pengamatan terhadap lahan yang berbeda.
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera yaitu :
1. Dapat mengetahui sifat fisik tanah dan kimia tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
Tanah adalah bahagian permukaan bumi yang terdiri daripada mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi, kerana tanah mampu mendukung kehidupan tumbuhan di mana tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen kemudian menyerap karbon dioksida dan nitrogen. Komposisi tanah berbeza-beza pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Tanah yang terdiri dari pedosfera, terletak di antara muka litosfera dengan biosfera, atmosfera and hidrosfera. Pembentukan tanah, atau pedogenesis, merupakan kesan gabungan proses fizikal, kimia, biologi dan antropogen pada bahan asal geologi yang menghasilkan lapisan tanah.
TANAH adalah asas penting dalam pertanian untuk menjalankan penanaman pelbagai tumbuhan sama ada untuk tanaman makanan, tanaman industri atau tanaman lain. Tanah terbentuk daripada proses luluhawa semenjak berjuta-juta tahun dahulu dan terdapat banyak jenis tanah terbentuk dimuka bumi yang mempunyai pelbagai cir-ciri untuk dipelajari. Pakar Sains Tanah telah membuat pelbagai pengkelasan mengenai tanah untuk dijadikan panduan kepada semua pihak bagaimana hendak menguruskan tanah tersebut bagi memberikan pulangan optima dalam aktiviti penanaman.
Bagi tujuan perancangan pertanian maka tiga aspek penting mengenai tanah adalah diperlukan iaitu klasifikasi tanah, klasifikasi kesesuaian tanah dan tanaman serta penentuan kesesuaian tanaman. Maklumat-maklumat ini penting sebagai asas bagi amalan agronomi dan pengurusan tanah untuk jenis-jenis tanaman yang akan dimajukan.
Terdapat 2 definasi jelas tanah iaitu pertama, tanah ialah mineral tak kukuh atau bahan organik pada permukaan bumi yang bertindak sebagai satu medium semula jadi untuk pertumbuhan tumbuhan darat.[1]. Ini lain pula bagi ahli jurutera dan geologi. Sudut pandangan ini berbeza kerana mengikut profesion masing-masing dalam mentafsir tanah.
2.2 Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05 Februari 2012) bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
2. Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara menagamati langsung .
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Sifat – Sifat Fisik Tanah
1. Profil Tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B.
2. Warna Tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.
3. Tekstur Tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron.
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
4. Struktur
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
a. bentuk lempung
b. bentuk prisma
c. bentuk gumpal
d. bentuk spheroidel atau bulat
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
3.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.
Ada 3 alasan utama nilai ph tanah sangat penting untuk diketahui :
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik
Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang. Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman . Hilang atau berkurangnya kandungan unsur dalam tanah yang disebabkan penanaman yang terus menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi miskin. Bila hal itu kita biarkan maka tanaman yang kita budidayakan di tanah tersebut tidak akan tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Akhirnya pendapatan yang kita terima pun menjadi berkurang. Meskipun kesuburan tanah bukan satu-satunya hal yang mutlak harus dipenuhi, namun tanah yang subur merupakan elemen penting yang turut menunjang keberhasilan dalam usahatani.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di Desa Sidera antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat petani yang ada di Desa Sidera dapat memperhatikan keadaan tanah dan tanaman apa yang cocok untuk tanah tersebut. Sehingga hasil produksi melimpah dan pengeluaran tidak begitu banyak.
DAFTAR PUSTAKA
http://ms.wikipedia.org/wiki/Tanah
http://goldenbisnis.wordpress.com/kesuburan-tanah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesuburan_tanah
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content
&view=article&id=28&Itemid=44