Laporan Praktikum Isolasi Jamur dan Bakteri

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tanah merupakan media yang baik digunakan untuk pertumbuhan tanaman dan juga sebagai tempat untuk hidup bagi mikroorganisme yang berhabitat didalam tanah. Mikroorganisme tanah ada yang dapat bermanfaat untuk tanaman dan ada juga yang merugikan bagi tanaman. Untuk mikroorganisme tanah yang menguntungkan merupakan mikroba yang dapat menyediakan unsur hara maupun air bagi tanaman seperti jamur mikoriza, bakteri penambat N dan lain-lain. Sedangkan mikroorganisme tanah yang dapat merugikan untuk tanaman merupakan mikroba yang menyerang tanaman dan mengambil makanan tanaman untuk kebutuhannya sendiri seperti nematoda, jamur dan bakteri.

Mikroorganisme tanah yang dapat merugikan tanaman dapat mengakibatkan tanaman yang menjadi inang mikroba pengganggu tersebut seperti tanaman tumbuh tidak normal, tanaman layu, menguning, kerdil dan sebagainya maka tanaman tersebut sudah dapat dipastikan bahwa tanaman tersebut mengalami gangguan baik bitik maupun abiotik. Penggangguan tanaman biasanya berasal dari golongan biotik yang berasal dari dalam media tanam yang digunakan, baik tanah maupun tempat perantara media yang digunakan. Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Sejumlah mikroorganisme (terutama jamur dan bakteri) diketahui merupakan antagonis terhadap jamur penyebab penyakit tanaman (fitopatogenik).

Mikroorganisme antagonis kebanyakan adalah jamur dan bakteri, yang akan dibicarakan secara agak detail pada halaman-halaman berikut. Kecuali jamur (fungi) dan bakteri, telah diketahui pula bahwa beberapa mikroba lainnya juga juga dapat dikembangkan menjadi fungisida dan bakterisida mikrobiologi, misalnya nematoda pemakan jamur Aphelenchus avenae merupakan parasit bagi Rhizoctonia dan Fusarium, Amoeba Vampyrella merupakan parasit bagi jamur patogen Cochliobolus sativus dan Gaeumannomyces graminis. Dari banyaknya gangguan yang disebabkan oleh mikroba maka digunakan isolasi terhadap mikroba yang menyebabkan gangguan terhadap tanaman. Prinsip pada metode isolasi mikroba adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami cara isolasi mikroorganisme tanah, terutama jamur dan bakteri secara baik dan benar.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme merupakan salah satu makluk hidup yang dapat hidup pada ekosistem maupun dalam tubuh makluk hidup lainnya. Mikroorganisme terdapat beberapa yang menguntungkan bagi makluk hidup lainnya tetapi ada juga yang dapat merugikan bagi makluk hidup lainnya. Menurut habitatnya mikrooganisme ada yang hidup di udara, tanah, tubuh makluk hidup, dan ada juga yang hidup di air. Sedangkan menurut kebutuhan oksigennya mikroorganisme ada yang aerob (membutuhkan oksigen) maupun ada juga yang anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Mikroba tanah yang bersifat anaerob biasanya terletak pada lumpur yang tergenang air dan tidak ada oksigen yang cukup (Hindersah, dkk, 2007).  Salah satu mikroorganisme yang bersifat parasit bagi tanaman seperti nematoda, bakteri dan jamur. Pada dasarnya mikroba terseebut berhabittat didalam tanah dan menyerang tanaman. Sedangkan mikroorganisme yang dapat menguntungkan tanaman seperti jamur mikoriza, bakteri penambat N bebas, dan nematoda patogen serangga.

Nematoda merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menguntungkan bagi tanaman maupun ada juga yang dapat merugikan tanaman. Nematoda ini habitatnya terdapat didalam tanah. Nematoda biasanya yang menyerang pada tanaman menyebabkan tanaman tersebut layu, menguning bahkan dapat menjadi mati apabila serangan nematoda tersebut sudah parah. Isolasi nematoda digunakan untuk mengetahui jenis nematoda dan cara nematoda tersebut menyerang tanaman. Nematoda patogen tanaman biasanya dalam mulutnya terdapat alat yang disebut stilet biasanya nematoda ini menyeran akar, daun, batang dan biji. Sedangkan nematoda entomopatogen biasanya tidak menyerang dan merugikan tanaman tetapi menjadi predator bagi nematoda lainnya maupun menjadi patogen serangga (Sucipto, 2008).

Mikroorganisme tanah dapat menguntungkan bagi tanaman karena mikroorganisme ini dapat menyediakan unsur dan mineral yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu mikroorganisme yang menguntunggkan bagi tanaman adalah jamur mikoriza yang melakukan simbiosis oleh akar tanaman dan menyediakan unsur P yang dimanfaatkan oleh tanaman. Untuk mengisolasi mikroorganisme tanah dapat dilakukan dengan cara prosedur bakteriologis biasa dan menggunakan media yang sederhana (Sutedjo, dkk, 1991). Metode ini juga dapat diterapkan pada mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit bagi tanaman.

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Tanah juga meruppakan medium tempat mikroorganisme tanah tinggal. Berdasarkan sumber karbon maka mikrobia dapat dibedakan atas mikrobia yang dapat mensintensis semua komponen sel dari karbondioksida yang disebut dengan autotrof. Sedangkan mikrobia yang memerlukan satu atau lebih senyawa organik sebagai sumber karbon disebut heterotrof. Akar tanaman merupakan salah satu tempat yang dapat digunakan mikroorganisme tanah untuk menyerang tanaman. Biasanya nematoda menginfeksi akar tanaman pada bagian dalam akar dan juga pada sel epidermis tanaman. Pertumbuhan bulu akar akan dibatasi oleh kondisi tanah (terutama kelembapan) dan aktifitas mikroorganisme tanah. Kelembapan juga dapat merangsang bagi jamur dan bakteri untuk tumbuh (Lakitan, Benyamin, 2007).

Mikroorganisme bukan hanya berguna bagi tanaman tetapi juga bermanfaat bagi manusia terutama dalam pengmbangan bioteknologi. Mikroba yang dapat menyebabkan penyakit bagi tanaman juga dapatt dikembangkan untuk penggunaan sebagai parasit terhadap serangga. Untuk kesuburan tanah juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme tanah (Isnansetiyo dan Kurniastuti, 1995). Hal tersebut karena adanya perkembangan teknologi yang menggunakan bioteknologi pertanian seperti pemanfaatan mikroba untuk fermentasi.

BAB 3. METODOLOGI

3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum isolasi jamur dan bakteri dari dalam tanah ini, dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 April 2012 pukul 07.00 WIB di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3. 2 Alat dan Bahan
3.2.1    Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Cawan Petri
3.      Jarum Ose
4.      Pipet
5.      Vortex
6.      Laminairy air flow
7.      Lampu Bunsen
8.      Hand counter
9.      Colony counter

3.2.2    Bahan
1.      Sampel tanah
2.      Air steril
3.      Medium PDA dan NA
4.      Alkohol 95 %

3. 3 Cara Kerja

1. Menimbang 1 gram tanah dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer berisi 100ml air steril kemudian digojog sampai terbentuk suspense yang homogeny. Selanjutnya mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang jernih dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml  air steril. Melakukan perlakuan di atas sebanyak 3 kali atau pengenceran 103.

2. Mengisolasi jamur, mengambil 100µml pada hasil pengenceran 103(1:1000), menuangkannya dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat sebanyak tiga tetes. Menuangkan medium PDA bersuhu 45 – 50o c ke dalam cawan petri.

3. Mengisolasi bakteri, mengambil 100µml pada hasil pengenceran 103 (1:1000), menuangkannya dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat sebanyak tiga tetes. Menuangkan medium NA bersuhu 45 – 50o c ke dalam cawan petri.

4. Menggoyang – goyangkan cawan petri dengan tujuan agar tercampur rata dan menginkubasikan pada suhu ruang selama 24 – 72 jam.

5. Melakukan pengamatan dan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan colony counter.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dari pratikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada tanah KNO yang dilakukan oleh kelompok 1 terdapat bakteri pada hari pertama pengamatan sampai dengan hari ke empat menunjukkan peningkatan terutama pada hari pertama dengan hari ke dua mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan koloni bakteri pada hari pertama dan kedua merupakan perkembangan bakteri yang paling efektif atau disebut dengan pertumbuhan yang dipercepat pada fase pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada hari ke dua sampai ke empat pada kelompok 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri yang diperlambat pada fase tersebut. Tanah KNO merupakan media tanam yang tidak ada campurannya tetapi tanah saja.

Tanah SNO yang dilakukan isolasi dengan kelompok 2 menunjukkan bahwa pada tanah SNO koloni bakteri pada hari pertama sampai hari ke empat pengamatan menunjukkan sama dengan pada tanah KNO yaitu meningkat dengan signifikan. Peningkatan yang paling banyak ditunjukkan pada hari pertama dan hari ke dua yaitu sebesar 1041-1603 pada isolasi. Hal ini merupakan fase pertumbuhan bakteri yang dipercepat, sedangkan pada hari ke dua sampai dengan hari ke empat menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni bakteri telah diperlambat sama dengan tanah KNO yng dilakukan oleh kelompok 1. Tanah SNO merupakan tanah yang telah tercampur antara tanah dan sekam.

Tanah BNO merupakan tanah yang dicampur dengan bahan organik. Pada pratikum ini pertumbuhan koloni bakteri pada kelompok 3 yang menggunakan tanah BNO tidak menunjukkan yang sama pada tanah KNO dan SNO yang dilakukan oleh kelompok 1 dan 2. Pada hari pertama sampai ke empat pengamatan pertumbuhan bakteri berturut-turut 906, 913, 1018, dan 1088. Hal ini kemungkinan bakteri yang ada dalam tanah yang kaya bahan organik tersebut terjadi perlambatan pertumbuhan karena banyak bahan organik yang telah terdekomposisi.

Tanah pisang merupakan tanah yang diambil dari bekas pertumbuhan tanaman pisang atau diambil dari daerah perakaran tanaman pisang. Pertumbuhan bakteri pada tanah pisang yang dilakukan oleh kelompok 4 menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni bakteri sama dengan kelompok 3 yang menunjukkan pertumbuhan koloni bakteri tidak tumbuh secara signifikan. Hal ini terjadi kemungkinan bahwa bakteri yang aada di tanaman pisang sudah diperlambat pada fase ini bakteri tidak dapat tumbuh lagi karena adanya senyawa yang menyebabkan pertumbuhan bakteri terhambat.

Jamur merupakan mikroorganisme tanah yang membutuhkan kelembapan pada proses pertumbuhannya. Dari data diatas pertumbuhan jamur pada kelompok 1 dengan tanah KNO tidak adanya pertumbuhan jamur yang ada baik hari ke 2 pangamatan maupun hari ke 4 pengamatan. Hal iini terjadi karena pada tanah tersebut tidak memungkinkan tumbuhnya jamur karena tekstur tanah yang terlalu keras atau sebagainya. Pada kelompok 2 pertumbuhan jamur padda hari ke 2 dan 4 pengamatan secara masing-masing 150 dan 210. Pertumbuhan koloni jamur ini menjukkan pertumbuhan yang sangat lambat dibandingkan bakteri.
Pada tanah BNO yangg dilakukan oleh kelompok 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni jamur pada tanah ini juga tidak menunjukkan perrtumbuhan yang melonjak. Pada hari ke 2 dan ke 4 pengamatan pertumbuhan jamur masing-masing 4 dan 38. Pertumbuhan jamur ini ditentukan pada kondisi media yang ada. Sedangkan pada tanah pisang yang dilakukan oleh kelompok 4 pertumbuhan jamur juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan dibandingkan pada bakteri. Pada hari ke 2 dan ke 4 masing-masing koloni jamur secara berturut-turut 100 dan 121.

Isolasi bakteri dan jamur yang dilakukan pada pratikum kali ini menggunakan metode yang umum dilakukann yaitu metode pengenceran (serial dilution methode). Dengan metode ini akan menunjukkan jumlah bakteri dan jamur dapat diketahui dari jumlah inokulum yang berpotensi menyebabkan penyakit pada tanaman. Tetapi tidak semua bakteri dan jamur yang ada didalam tanah dapat menyebabkan penyakit bagi tanaman ada juga yang menguntungkan bagi tanaman.

Media yang digunakan dalam isolasi ini harus sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita ketahui populasinya. Karena apabila media tidaksesuai maka mikroorganisme yang kita isolasikan tidak akan tumbuh. Kita menggunakan media padat agar sel-sel yang didapat dapat terpisah sesuai koloninya. Apabila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Untuk memisahkannya kita dapat memisahkannya dengan metode pengenceran, kemudian di tumbuhkan dalam media padat dan di biarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah.

Jumlah jamur dapat mendominasi didalam tanah dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain. Itu karena ukuran jamur yang relatif lebih besar dibandingkan mikroorganisme lain. Dari hasil penuangan suspensi tanah kedalam petridish didapat koloni jamur, dan terdapat warna putih menunjukkan jamur yang mempunyai hifa.
Jamur terdapat pada semua jenis tanah yang bereaksi masam. Namun ada juga jamur yang berada pada tanah netral atau tanah alkalis. Pemberian pupuk anorganik dapat merubah populasi jamur di dalam tanah. Faktor lingkungan seperti pH tanah, pupuk anorganik, kandungan bahan organic, dan kelembaban tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

BAB 5. PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut

1.        Koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada tanah yang mengandung arang sekam yaitu pada media tanam SNO.

2.        Untuk koloni jamur yang paling banyak terdapat pada media tanam yang mengandung sekam yaitu tanah SNO.

3.        Metode yang digunakan pada pratikum ini adalah metode pengenceran.

5.2    Saran
Untuk melakukan pratikum isolasi bakteri dan jamur perlu dilakukan sterilisasi agar didapat koloni bakteri dan jamur yang sesuai kita inginkan dan juga menghindari dari kontaminasi oleh mikroorganisme lainnya. Harus mengetahui ciri-ciri koloni jamur dan bakteri agar perhitungan koloni bakteri dan jamur akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Hindersah, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Aerob dan Fungi dari Lumpur Kolam Anaerob di Instalasi Pengolahan Air Limbah Bandung. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 13( 2): 1-4.

Isnansetiyo dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton Pakan Alami Untuk pembenihan Organisme. Yogyakarta: Kanisius.

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sucipto. 2008. Persintensi Nematoda Entomopatogen Heterorhabditis (All Strain) Isolat Lokal Madura Terhadap Pengendalian Rayap Tanah Macrotermes sp. (Isoptera : Termitidae) Di Lapang. Embryo. Vol 5(2): 193-208.

Sutedjo, dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rienika Cipta.


Post a Comment

Previous Post Next Post